Padang-Lintas Inter.com- Suryadi Eviontri, Kepala Bidang Rehab Rekon BPBD Sumbar menyatakan bahwa, peserta Bimbingan Teknis Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) Angkatan VIII, yang diikuti dari wartawan dan relawan dari berbagai kabupaten dan kota di Sumbar sebanyak 114 peserta. Peserta bimtek ini merupakan orang-orang yang terpanggil untuk tugas kemanusiaan.


"Kita yang hadir dalam mengikuti bimtek Jitu Pasna ini merupakan orang-orang yang terpanggil untuk tugas kemanusiaan dalam upaya mengkaji kebutuhan masyarakat pasca bencana," katanya.


Karena itu, Suryadi berharap, semua peserta, baik dari kalangan jurnalis/wartawan maupun dari perwakilan masyarakat, untuk dapat mengikuti bimtek ini dengan baik sehingga dapat memahami berbagai teori dan kajian kebutuhan pasca bencana sehingga dapat membantu masyarakat korban bencana.


"Semoga, apa yang kita pelajari dalam bimtek ini, dapat kita terapkan saat terjadinya bencana, agar penanganan kebutuhan bencana dengan cepat dapat kita lakukan," ujar Suryadi.


Sementara itu Gubernur Mahyeldi mengatakan bahwa Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) merupakan daerah dengan potensi wisata yang indah, namun juga memiliki ancaman bencana yang tinggi. Di laut ada ancaman tsunami. Di darat ada gempa, banjir dan angin puting beliung serta tanah longsor. 


"Orang mengatakan daerah kita bagus, apalagi potensi wisatanya sangat indah. Namun, ancaman bencananya juga tinggi," ujar Mahyeldi dalam sambutannya saat membuka secara resmi Bimbingan Teknis Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana  BPBD Sumbar di Kryad Bumi minang, Rabu (29/9) malam.


Ditambahkan Mahyeldy, pengkajian kebutuhan pasca bencana ini sangat diperlukan, agar dengan cepat bisa diketahui apa apa saja yang dibutuhkan masyarakat di lokasi bencana. Sehingga bisa dilakukan langkah-langkah terbaik, tepat dan cepat dalam penanganan bencana.


"Apalagi bagi kalangan jurnalis, bimtek ini sangat diperlukan sehingga apa yang diberitakan dapat ditangani dengan cepat dan tepat khususnya oleh BPBD selaku instansi yang bertugas menangani bencana," ungkap Mahyeldi.


Sebelumnya Erman Rahman, Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, sekaligus selaku panitia pelaksana menyampaikan bahwa Bimtek ini guna memberikan gambaran dalam penghitungan kebutuhan pasca bencana. 


"Diperlukan relawan baik kalangan jurnalis maupun masyarakat di kelurahan dan desa untuk dibimbing agar bisa melakukan penghitungan pasca bencana di lapangan," ungkap Erman dalam laporannya


Ditambahkan, untuk bimtek Jitu Pasna BPBD Sumbar selama tiga hari ini, menghadirkan narasumber dari Pusdiklat BNPB dan praktisi kebencanaan. 


Acara ini dilakukan dengan protokol kesehatan dengan ketat, sebelum acara di mulai, seluruh peserta bimtek melakukan swab terlebih dahulu dan semua peserta dinyatakan negatif covid-19, ujarnya.
(Adil)
 
Top