Padang - Sumatera Barat berhasil raih juara 1 update EMIS PAI semester genap 2021/2022. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Dirjen Pendis yang diwakili Sekretaris Dirjen Pendis Dr. Rohmat Mulyana, M.Pd dalam Rapat Koordinasi EMIS tahun 2022 di Bogor. 

Kabid Papkis H Naharudin menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi atas prestasi gemilang yang diraih Sumatera Barat untuk kategori Update Data Emis Nasional.

"Alhamdulillah mendapat peringkat I. Artinya pekerjaan itu sudah profesional dan sudah maksimal diperjuangkan, sehingga mendapatkan penghargaan dari pimpinan dipusat. Bagi ASN khususnya pejuang - pejuang Emis ini tentu menjadi kepuasan tersendiri. Kita harapkan prestasi ini bisa menjadi motivasi untuk terus meningkatkan dan mempertahankan kinerja para Operator EMIS di Sumatera Barat," ucapnya saat ditemui humas diruang kerjanya, Kamis (30/06). 

Naharudin menilai data Emis pada Bidang Papkis dalam rangka mengoptimalkan informasi data guru PAI, Pengawas PAI dan Lembaga Pendidikan Keagamaan.

Selain berguna untuk basis data yang terhubung langsung dengan database Kementerian Agama pusat, menurutnya EMIS menjadi basis dalam pengambilan kebijakan kegiatan di lingkungan Kementerian Agama. 

Misalnya saja bantuan dana BOS, Data Ujian, pengusulan Program Indonesia Pintar dan lainnya. Selain itu, EMIS juga selalu mengalami pengembagan dan saat ini tertintegrasi dengan aplikasi lain seperti Siaga.

"Dengan kemajuan-kemajuan ini memang diharapkan data yang ada di EMIS harus valid, update dan dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya.

Terkait itu Naharudin menyebut dalam membangun tata kelola pemerintahan yang professional, khususnya dalam lembaga pendidikan, harus dipusatkan dalam sebuah data center seperti EMIS. "Baik itu dalam peningkatan sarpras ataupun SDM," katanya.

Terlebih lagi, di Bidang Papkis butuh strategi yang jitu dalam membangun tata kelola lembaga pendidikan agama dan Pendidikan Keagamaan. Khususnya lagi lembaga yang dikelola masyarakat.

"Harus punya seni tersendiri untuk memberi motivasi admin pengolah data. Baik itu di madrasah atau pun di pontren yang notabene adalah lembaga yang dikelola oleh masyarakat," imbuhnya.

Naharudin mengharapkan Sekalipun lembaga pendidikan Pontren belum berhasil menorehkan prestasi layaknya data EMIS PAI, Naharudin meyakini hal tersebut dikarenakan belum meratanya SDM operator di lembaga pondok pesantren. 

"Saya melihat sendiri, operator EMIS pada umumnya mereka tidak fokus sebagai operator. Diantara mereka banyak yang merangkap pekerjaan. Ada yang sebagai pengajar, pembina atau pun TU di pondok pesantren." Jelasnya.

Terkait hal itu, ia sangat berharap keberhasilan update Data EMIS PAI juga bisa menular terhadap lembaga pendidikan lainnya. Seperti pondok pesantren, MDTA, TPQ dan lembaga lainnya yang dinaungi Bidang Papkis.

"Operator sangat menentukan nasib dari pondok pesantren, maka minimal perlu ada 1 operator khusus yang menangani data santri atau pun guru dalam aplikasi EMIS kedepan. Pemerataan ini perlu dibangun dengan edukasi dan sosialisasi yang terus digiatkan Bidang Papkis," sambung Naharudin.

Pihaknya mengaku terus mendorong peningkatan terkait update data EMIS di pondok pesantren. Berbeda hal dengan update Data EMIS, yang dikelola oleh para operatornya. Karena guru itu sendiri sudah menjadi operator untuk dirinya sendiri. 

"Kalau di sebagian pondok kelemahannya mungkin juga masih kurang memahami urgensi update Data EMIS untuk lembaganya. Disinilah perlunya sosialisasi yang intens dari Bidang Papkis," tutupnya.(vera)
 
Top