Pembentukan HPI Komda Sumbar dan Pemilihan Ketua HPI Komda Sumbar


Sumbar - Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) Komisariat Daerah Sumatra Barat menyelenggarakan seminar bertajuk ‘Mendulang Pitih dari Penerjemahan: Siapa Berani?’ Kamis, 8 Desember 2022 di Kampus Universitas Bung Hatta (UBH) Ulak Karang, Kota Padang.

Seminar tersebut diselenggarakan dalam rangka pembentukan HPI Komda Sumbar dan dibuka dengan penampilan Tari Pasambahan oleh mahasiswa UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Kesenian UBH.

Sejumlah pihak diundang untuk menghadiri seminar ini, di antaranya Gubernur Sumatra Barat yang diwakili oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatra Barat, Rektor UBH, Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta, Ketua Umum dan Sekretaris Umum HPI, dan perwakilan dari sejumlah perguruan tinggi di Padang.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh anggota HPI yang berdomisili di wilayah Sumatra Barat dan peserta dari berbagai perguruan tinggi di Kota Padang yang tampak sangat antusias mencari tahu tentang dunia penerjemahan.

Dalam sambutannya, Rektor UBH, Prof. Tafdil Husni, SE, MBA, mengungkapkan rasa bangganya karena berkesempatan menjadi tuan rumah seminar nasional tersebut.

Menurutnya, penerjemahan membutuhkan hard dan soft skills yang menantang dan diperlukan oleh dunia akademik dan non-akademik.

Senada dengan Rektor, Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta, H. Masri Hasyar, SH juga mengajak peserta terutama mahasiswa untuk menguasai dunia dengan bahasa, tidak hanya mahasiswa jurusan bahasa, tetapi juga jurusan lain.

Selain itu, Ketua Umum HPI Indra Listyo, M.M., M.Hum., juga memberikan sambutan sekaligus memperkenalkan HPI yang resmi berdiri sejak 5 Februari 1974 sebagai rumah besar bagi penerjemah dan juru bahasa di Indonesia.

Saat ini, HPI beranggotakan lebih dari 4.200 orang dan merupakan anggota resmi International Federation of Translators (IFT/FIT), suatu organisasi internasional yang beranggotakan berbagai asosiasi penerjemah, juru bahasa, dan ahli terminologi di seluruh dunia.

Seminar Nasional “Mendulang Pitih dari Penerjemahan: Siapa Berani?”

Sementara itu, Kadispar Sumbar, Luhur Budianda, memberikan sambutan atas nama Gubernur dan sekaligus membuka seminar. Dalam sambutannya, Kadispar menyoroti peran penting penerjemah dalam mendukung industri pariwisata, khususnya di wilayah Sumatra Barat yang jumlahnya masih tergolong kurang, padahal kebutuhan penerjemahan semakin meningkat.

Sebaga contoh, Dispar Sumbar saat ini membutuhkan promosi digital bilingual, yang salah satunya menggunakan bahasa Inggris. Kebutuhan akan penerjemahan juga sangat tinggi dalam menjalin berbagai bentuk kerja sama internasional saat ini dan di masa yang akan datang.

Seminar nasional menampilkan dua pembicara: Ketua Umum dan salah seorang penerjemah profesional anggota HPI yang menekuni spesialisasi Migas. Bapak Indra Listyo memulai pemaparan dengan memperkenalkan HPI dan mengatakan bahwa saat ini profesi penerjemah telah memiliki landasan hukum yang kuat. Kondisi demikian merupakan langkah awal yang penting dan berperan besar dalam perkembangan HPI dan anggotanya ke depan.

Selain itu, Sekretarius Umum HPI, Anna Wiksmadhara, seorang penerjemah profesional yang telah malang melintang di dunia penerjemahan menyampaikan banyak hal dalam presentasinya. Di antaranya, informasi mengenai profesi dan karier yang dapat ditekuni di bidang penerjemahan tulis (penerjemah), penerjemahan lisan (juru bahasa), dan juru istilah. 

Seminar nasional ini dilanjutkan dengan Rapat Umum Anggota HPI Komda Sumbar yang pertama dengan agenda pengesahan HPI Komda Sumbar dan pemilihan Ketua HPI Komda Sumbar. Saat ini, HPI Komda Sumbar beranggotakan 41 orang Anggota Penuh dan Anggota Muda. Rapat Pemilihan Ketua HPI Komda tersebut berjalan dengan lancar.

Peserta rapat sepakat untuk memberikan hak kepada Ketua Umum HPI untuk memilih Ketua HPI Komda Sumbar pertama. Berbekal kesepakatan tersebut, Bapak Indra Listyo, mengamanahkan jabatan Ketua HPI Komda Sumbar kepada Masni Fanshuri untuk masa bakti 2022-2027.

HPI Komda Sumbar merupakan komda Ke-11 HPI setelah Jawa Barat, Jawa Timur, DIY-Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Kaltimtara (Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara), Sumbagut (Sumatera Bagian Utara), dan Sulawesi Selatan.
 
Top