Padang -Lintasinter.com- Lisda Hendrajoni, Politikus Indonesia dari Partai NasDem sekarang menjabat sebagai anggota DPR-RI periode 2019–2024, mengadakan kegiatan Video Conferen (Vidcon) dengan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Media On Line Sumbar, pada Sabtu, 12 Maret 2022.
Pada kegiatan tersebut salah satu topik yang menarik dijadikan tema Vidcon yaitu Presidential Threshold yang sedang hangat di bicarakan pada tingkat Nasional.
Menurut Lisda yang akrab dengan sapaan bunda ini, presidential threshold adalah ambang batas kepemilikan kursi di DPR atau raihan suara partai politik untuk mencalonkan presiden.
Partai NasDem menilai, Presidential Threshold (PT) atau ambang batas pencalonan presiden penting dalam rangka memperkuat sistem presidensial. Menurutnya, PT dapat menaikkan kualitas paslon. Karena harus melewati mekanisme penentuan atau seleksi di koalisi partai politik.
"Presidential threshold penting karena dalam rangka memperkuat sistem presidensil, meskipun sebaiknya PT harus diikuti dengan electoral threshold dan menaikan parlemen threshold, presidential threshold dapat menaikkan kualitas paslon karena harus melewati mekanisme penentuan atau seleksi di koalisi partai politik," katanya.
Namun, lanjutnya, besaran PT 20 persen perlu diperhatikan. Sebab, bila melihat praktik ketatanegaraan PT 20 persen hanya mengakibatkan adanya dua paslon pilpres. Tentu akan menimbulkan polarisasi yang sangat kuat yang berakibat pembelahan masyarakat akibat perbedaan dukungan semakin runcing.
Sehingga perlu dipertimbangkan menurunkan PT 15 persen, agar bisa lebih dari 2 paslon, maka dapat meminimalisir polarisasi, termasuk juga membuka ruang kepada banyak partai untuk melakukan rekruitmen paslon, karena mempermudah proses koalisi, sehingga ruang demokrasi akan lebih terbuka dan kompetitif," tuturnya.
Dan mengenai adanya pendapat yang menyatakan 0%, hal ini bisa kita lihat setelah pemilu 2024, pungkas Lisda Hendrajoni. (**)