Padang-LintasInter.Com- Gubernur Mahyeldi Ansharullah resmi membuka bimbingan teknis hitungan cepat pasca bencana (JITU PASNA) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar angkatan ke VIII, Rabu (29/9).
Mahyeldi mengatakan bahwa Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) selain memiliki potensi wisata yang indah juga memiliki ancaman potensi bencana yang tinggi. Di laut ada ancaman tsunami. Di darat ada gempa, banjir dan angin puting beliung serta tanah longsor.
"Orang mengatakan daerah kita bagus, apalagi potensi wisatanya, sangat indah. Namun, ancaman bencananya juga tinggi," ujar Mahyeldi dalam sambutannya saat membuka Bimtek Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana BPBD Sumbar.
Karena itu, lanjut Mahyeldi, Masyarakat perlu dibimbing dan dilatih agar selalu siaga dalam menghadapi sesudah terjadinya bencana di daerahnya.
"Bimtek ini sangat perlu di adakan, guna melatih kesiap siagakan kita sesudah terjadinya bencana" ujar Mahyeldi.
Ditambahkan Mahyeldy, pengkajian kebutuhan pasca bencana ini sangat diperlukan, agar dengan cepat bisa diketahui apa apa saja yang dibutuhkan masyarakat di lokasi bencana. Sehingga bisa dilakukan langkah-langkah terbaik dalam penanganan bencana.
"Bagi kalangan jurnalis, bimtek ini sangat diperlukan sehingga apa yang diberitakan dapat ditangani dengan cepat dan tepat, khususnya oleh BPBD selaku instansi yang bertugas menangani bencana," ungkap Mahyeldi.
Pada kesempatan itu, Gubernur Mahyeldi berkesempatan masangkan tanda bimtek kepada perwakilan peserta.
Sebelumnya Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Erman Rahman selaku panitia pelaksana menyampaikan bahwa Bimtek ini guna memberikan gambaran dalam penghitungan kebutuhan pasca bencana.
"Karena itu, diperlukan relawan baik kalangan jurnalis maupun masyarakat di kelurahan dan desa untuk dibimbing agar bisa melakukan penghitungan pasca bencana di lapangan," ungkap Ehman Rahman dalam laporannya.
Ditambahkan, untuk bimtek Jitu Pasna BPBD Sumbar selama tiga hari ini, menghadirkan narasumber dari Pusdiklat BNPB dan praktisi kebencanaan.
"Acara ini berlangsung dengan protokol ketat. Dan alhamdulillah, dari hasil rapid antigen sebelum acara dimulai, semua peserta dinyatakan negatif Covid-19," terang Erman.
Acara yang diikuti oleh kalangan jurnalis dan kelompok siaga dari sejumlah kabupaten dan kota di Sumbar, juga dihadiri Suryadi Eviontri, Kepala Bidang Rehab Rekon BPBD Sumbar.
Sementara itu Kepala Bidang Rehab Rekon BPBD Sumbar menyatakan bahwa peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) Angkatan VIII sebanyak 114 orang, merupakan orang-orang yang terpanggil untuk tugas kemanusiaan.
"Kita yang hadir dalam mengikuti Bimtek Jitu Pasna ini merupakan orang-orang yang terpanggil untuk tugas kemanusiaan dalam upaya mengkaji kebutuhan masyarakat pasca bencana," ujar Suryadi EviontrI.
Suryadi berharap, semua peserta, baik dari kalangan jurnalis maupun dari perwakilan masyarakat, untuk dapat mengikuti bimtek ini dengan baik sehingga dapat memahami berbagai teori dan kajian kebutuhan pasca bencana, harapnya.
(Adil)