Sicincin - Serda Algutsardini putra Bintara pembina desa anggota Koramil 04/ Sicincin sebagai aparat teritorial kewilayahan selalu manfaatkan waktu diluar jam dinas untuk kegiatan produktif. Kegiatan produktif yang dilakukan yaitu beternak, mulai dari ternak sapi hingga ayam kampung asli.

Kegiatan produktif ini sudah berjalan sejak lama, karena selain hobi juga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Seperti ternak sapi khusus untuk sapi potong qurban yang merupakan kegiatan yang paling utama, diselingi ternak ayam kampung asli ( AKAS).

Saat lebaran Idul Adha kemaren Serda Algutsardini putra sukses menjual 2 ekor sapi qurban, dimana sapi tersebut dipelihara selama lebih kurang 5 bulan dapat terjual dengan harga yang cukup memuaskan.

Sesuai rencana, paska Idul Adha kemaren, Serda Algutsardini putra melanjutkan beternak ayam kampung asli sambil menunggu bulan Februari tahun depan untuk kembali memulai ternak sapi qurban. Pemanfaatan waktu sebaik mungkin untuk kegiatan produktif oleh Serda Algutsardini putra sangat berarti, tidak ada waktu terbuang sia-sia. Untuk perawatan ayam kampung asli ini cukup waktu perharinya 30 menit pagi dan 1 jam sore harinya.

Saat ini ada sekitar 58 ekor anakan ayam kampung asli yang merupakan anak ayam hasil penetasan sendiri. Umur anak ayam yang dipelihara saat ini berkisar 2-4 bulan. Selain anak ayam juga ada indukan sebanyak 11 ekor dan pejantan 2 ekor.

Anak ayam kampung ini rencana akan dijual sebagai ayam kampung pedaging, dimana pasarannya saat ini juga cukup bagus. Untuk ayam kampung pedaging memiliki syarat berat badannya diatas 0,8 kg sampai 1,7 kg perekornya. Harga perkilogramnya berkisar Rp 33.500 sampai Rp 35.000. Selain untuk dijual sebagai ayam kampung pedaging, ayam kampung ini juga menghasilkan telur yang banyak diminati oleh masyarakat usaha kedai kopi untuk dijadikan teh telur ayam kampung, harga telur perbutirnya saat ini dikandang bisa kita jual Rp 1500 perbutir, perhari kita ada produksi telur ayam kampung rata-rata 6 sampai 9 butir perhari.

" Penjualan ayam kampung asli ini sudah kita laksanakan sejak lama, banyak kendala yang dihadapi namun yang paling sulit yaitu serangan hewan liar seperti musang dan biawak, sudah banyak anak ayam kita yang menjadi santapan hewan tersebut, kita selalu berusaha menjaga ayam ini sebaik mungkin, terkadang hewan pemangsa tersebut menyerang saat malam hari," keluh Serda Algutsardini putra.

" Ada hewan pemangsa tersebut yang sudah berhasil kita basmi, dengan alat seadanya, kita sudah berhasil membinasakan biawak yang suka makan anak ayam kita," tambah Babinsa.

" Hasil penjualan telur ayam kampung ini kita jadikan untuk modal beli pakan ayam seperti dedak padi ( bekatul) dan jagung ," lanjut Babinsa.
 
Top