Padang - Perumahan Jala Utama 2 Pampangan kembali terasa lebih hidup pada Jumat sore pukul 14.00 ketika beberapa anggota IKW-RI berkumpul untuk menjenguk Ketua mereka, Davit Efendi, yang tengah menanti jadwal operasi mata. Kunjungan ini bukan hanya bentuk perhatian biasa, melainkan wujud kuatnya persaudaraan satu rasa yang telah lama tertanam di tubuh IKW-RI.
Sore itu, hadir Pak Nal Koto, Pak Rusdi Chandra, Pak Hen Integritas, Kak Cimrawati, Osmond, Rini, Sukra, Hendri Alisyanews, Andri, Wyndoee, yang turut memberi dukungan langsung. Mereka datang mewakili banyak saudara IKW-RI lain yang tak dapat hadir karena pekerjaan, namun menitipkan doa dan salam hangat. Rombongan ini cukup membuat rumah Davit dipenuhi suasana kekeluargaan yang kuat.
Ketua Davit tampak sangat bahagia menyambut kedatangan mereka. Sejak awal, senyum tulus menghiasi wajahnya. Bahkan terlihat seolah ia tak rela melepas saudara-saudaranya pulang cepat ke peraduan masing-masing. Sorot matanya memperlihatkan betapa besar artinya kebersamaan itu di tengah situasi menegangkan menjelang operasi.
Beberapa menit kemudian, suasana berubah menjadi penuh tawa. Sambil bersenda gurau, mereka saling malapeh taragak yang selama ini menumpuk. Telah lama mereka tidak bersua dalam suasana santai, sehingga setiap gurauan menjadi pelepas rindu yang menenangkan hati dan pikiran Davit.
Dalam kegembiraan itu, Davit spontan mengeluarkan apa pun makanan dan minuman yang ada di rumahnya. Tidak hanya itu, isi lapau depan pun hampir ia boyong demi menjamu saudara-saudara yang sudah menyempatkan diri hadir. Ia ingin memastikan tidak ada satu pun dari mereka yang pulang tanpa merasakan hangatnya pelayanan dan perhatian seorang ketua yang tulus.
Kehadiran Kak Cimrawati juga menambah suasana menjadi lebih lengkap. Ia ikut bercengkerama, memberi dorongan semangat, serta mengisi ruang dengan aura keibuan yang membuat Davit merasa semakin dikuatkan. Bagi rombongan itu, kebersamaan seperti ini adalah obat terbaik di tengah segala kesibukan dan tekanan.
Obrolan mereka terus mengalir, dari kisah ringan hingga cerita mendalam tentang pengalaman hidup dan kondisi organisasi. Tidak ada jarak, tidak ada batas—yang terlihat hanyalah rasa saudara yang melebur dalam ketulusan. Setiap kata menjadi doa, setiap tawa menjadi energi baru.
Di balik tawa itu, seluruh anggota yang hadir menyelipkan harapan agar operasi Davit berjalan sukses dan pemulihan berlangsung cepat. Mereka ingin memastikan bahwa sang ketua memahami satu hal penting: ia tidak pernah berdiri sendiri. Semangat sesakit sesenang sepenanggungan benar-benar hidup di ruangan itu.
Ketika langit mulai menggelap, satu per satu anggota berpamitan. Namun jelas terlihat dari mata Davit bahwa ia masih ingin pertemuan itu berlangsung lebih lama. Kebahagiaan, haru, dan rasa syukur bercampur menjadi satu, menunjukkan betapa berharganya kunjungan tersebut baginya.
Kunjungan singkat itu meninggalkan pesan mendalam: keluarga besar IKW-RI bukan hanya tentang profesi, tetapi rumah kedua yang selalu siap menjadi sandaran. Mereka pulang dengan hati yang lebih ringan, dan membawa satu doa yang sama—semoga Davit Efendi diberi kelancaran operasi, kesembuhan yang cepat, dan persaudaraan satu rasa se IKW-RI tetap terjaga selamanya.
TIM RMO
