Oleh Novri investigasi 

Tagak bacando batu karang
Indak goyah di ampeh galombang
Karehyo hiduik nan di hadang
Kini paguno dek banyak urang

Lah biaso manantang badai
Manjadi nakhodo manyabuang nyawo
Apo diarok alah tacapai
Kini mambangun kampuang tacinto
Mamimpin Kabupaten Solok kini dipicayo

Ka mambangkik Batang Tarandam
Epyardi Asda tampek kito baiyo 
Bak cando suluah tarangi malam
Bia tasabuik kareh jo tageh
Kato bana nan ditagak an
Karajo nyato taliek jaleh
Mambangun Sumbar samo di arok an.

Selintas, Capt Epyardi Asda terlihat keras dan tegas. Itu karena disiplinnya yang tinggi dan kerasnya kehidupan. Namun, didalami lagi, ayah Athari Gauthi Ardi ini, sosok yang enak diajak diskusi. Walau kata kata terkadang keras, namun bermakna dan sarat pituah kehidupan. Baginya, lebih baik bertegas tegas daripada berneko neko. 

Karena, dia memimpin Kabupaten Solok, bukan mencari bahan, tapi tulus membangun negeri. Dua priode di DPR RI, tak terhitung apa yang telah dilakukan. Memperjuangkan pusat dana untuk pembangunan infrastruktur melalui Komisi V. Tak putus ditengah jalan, perjuangannya dilanjutkan oleh Athari Gauthi Ardi, buah hatinya juga di Komisi V.

Sekarang duet ayah dan anak itu, sangat dasyat untuk membangun Kabupaten Solok, khususnya. Athari Gauthi Ardi berjuang dipusat, Epyardi Asda berjuang di kampung halaman. Satu tujuan mewakafkan diri ke tanah kelahiran. Ratusan miliyar dapat pusat digelontorkan Athari Gauthy Ardi untuk Sumbar, terutama Kabupaten Solok.

Karakter Epyardi Asda yang keras dan tegas memang menjadi sorotan. Apalagi, ia tak segan menyentil gubernur, jika memang harus dilakukan. Didikan yang sangat keras sebagai seorang kapten kapal, membuatnya kuat, tegar dan tegas dalam mengambil keputusan. Karena, badai, gelombang menerpanya mengarungi kerasnya kehidupan.

Sikap tegasnya dan tak bisa dibawa neko neko itu, menjadi perbincangan orang. Apalagi, neko neko demi mencari keuntungan karena jabatan. Bagi Epyardi Asda, jabatan adalah pengabdian. Bicara masalah materi mungkin lebih dari cukup. Ia memiliki segalanya, bahkan tak habis tujuh keturunan. Dan, tak sedikit pun untuk mencari kekayaan dari amanah yang diberikan kepadanya memimpin Kabupaten Solok.

Babaliak Pulang, Mambangkik Batang Tarandam, itu menjadi keuntungan setelah lama dirantau dan dipusatkan sebagai wakil rakyat. Belum lengkap rasanya, pengabdian, kalau belum mewakafkan diri seutuhnya untuk kampung halaman. Ditengah materi yang berkecukupan, ia lebih fokus dan tulus untuk bekerja dan bekerja membangun Kabupaten Solok tercinta.

Namun, harapan warga tak sampai disitu saja. Pengabdian yang tulus Epyardi Asda, bisa diwakafkan untuk membangun Sumbar. Sepertinya, pendahulu Gamawan Fauzi dari Solok menapak langkah ke Rumah Bagonjong. Harapan itu terbuka, karena warga merindukan sosok pemimpin yang tegas dan keras. Bukan mencari kekayaan dengan jabatan. Sosok itu, ada pada diri Epyardi Asda. Semoga.
 
Top