PADANG – Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Sumbar Dr. Fathol Bari resmi menyandang gelar doktor dari Fakultas Teknik Universitas Andalas (Unand) Jumat (13/1). Gelar itu ditetapkan setelah menyelesaikan sidang tertutup pada Kamis (12/1) dilanjutkan dengan yudisium, Jumat (13/1) di Aula Lantai II Dekanat Fakultas Teknik Unand.

Menyelesaikan studinya Fathol mengambil judul Penyelesaian Permasalahan Dinding Penahan Tanah dengan Variabel Beragam. Setelah mempertahankan kajiannya dihadapan penguji, Fathol dinyatakan lulus dan menjadi lulusan pertama program studi doktor Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Unand.

Judul tersebut beranjak dari tingginya ancaman tanah longsor di Sumbar. Terutama pada tebing-tebing badan jalan. Dengan itu memaksa dirinya mencari solusi secara ilmiah persoalan tersebut.

“Latar belakang saya mengambil program doktor ini karena adanya kegundahan, adanya ketidakpastian saat akan membangun dinding penahan tanah dengan ketinggian diatas 5 sampai 7 meter. Makanya saya mencari solusinya,”sebutnya.

Ternyata katanya, ada banyak acuan dan keilmuan yang tersedia untuk membangun dinding penahan tanah tersebut.

Secara teori, kesimpulan desertasinya menyatakan, penentuan dimensi dan tinggi optimal dinding penahan tanah pada tanah kepasiran yang mengacu pada SNI 8460:2017 dan batasan masalah diperoleh tinggi optimal dinding penahan grativitasi yaitu 7 meter, kantilever sampai ketinggian 12 meter dan sheet pile 5,5 meter.

Urutan pemilihan jenis kontruksi dinding penahan tanah yang paling efisien untuk ketinggian sampai 7 meter adalah dinding penahan grativiasi, selanjutnya dinding kantilever untuk ketinggian sampai dengan 12 meter. Untuk membuat kontruksi dengan nilai keamanan yang diizinkan dengan biaya yang lebih sedikit, dimensi yang harus dibesarkan adalah tinggi tapak untuk dinding penahan tanah gravitasi dan lebar tapak untuk dinding penahan kontilever.

Hasilnya, lebih menguntungkan untuk ketinggian tertentu dibuat dua atau lebih dinding penahan tanah dibandingkan hanya satu dinding penahan tanah tunggal.

Gubernur Mahyeldi mengapresiasi prestasi akademik Fathol Bari. Capaian tersebut sejalan dengan komitmen Pemprov Sumbar untuk meningkatkan kompetensi pegawai Pemprov Sumbar. Bahkan, Pemprov Sumbar juga mendorong masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melahirkan banyak inovasi.

“Kita sangat apresiasi prestasi ini. Semoga ilmu ini diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Karena pola kerja doktor akan berbeda dengan tidak doktor,”sebut Mahyeldi yang langsung hadir pada Yudisum.

Rektor Universitas Andalas, Prof. Yuliandri mengatakan, sangat mengapresiasi keberhasilan promovendus yang dapat menyelesaikan studinya. Penyelesaian studi tersebut dilakukan dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepal Dinas Sumber Daya Air Sumbar.

Menurutnya keberhasilan itu akan menjadi kebanggaan bagi Pemprov Sumbar. Karena sudah dapat menyelesaikan studinya yang sangat membutuhkan waktu yang banyak. Untuk itu, Yuliandri juga siap menampung Fathol Bari untuk bergabung dengan Universitas Andalas.

“Sesuai dengan lambang Unand, untuk kejayaan bangsa. Untuk itu saya harap bapak nanti masuk ke Unand untuk kejayaan bangsa,”harapanya.

Dekan Fakultas Teknik Unand Prof. Ikhwan Elfitri, M.T juga mengaku bangga dan mengapresiasi penyelesaian Program Studi Doktor (S3) Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Unand. Apalagi dua mahasiswa tersebut adalah lulusa pertama pada program doktoral Program Studi Doktor (S3) Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Unand.

“Saya bangga dan mengapresiasi keberhasilan ini. Semoga ini juga menjadi motivasi bagi lingkungan dan keluarga di mana mahasiswa berada,”sebutnya.

Ketua Program Studi Doktor (S3) Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universtas Andalas Prof. Dr. Eng. Ir. Jafri Tanjung, M.T menjelaskan hasil kajian dua mahasiswa tersebut akan sangat bermanfaat bagi Sumatera Barat khususnya. Karena dengan kondisi topografi Sumbar rawan longsor, hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan. Karena sudah melalui kajian yang matang.

“Semoga instansi terkait nantinya dapat memanfaatkan hasil kajian kedua lulusan doktor ini,”katanya.

Dicontohkannya, hasil kajian dari Fathol Bari memberikan solusi untuk membangun dinding penahan tebing yang aman dan efisien. Sementara selama ini kecenderungan melakukan pembangunan dinding penahan tebing menggunakan biaya banyak, serta tidak ada acuannya.

“Dengan ini akan ada acuan kita menekan biaya, tentu akan bermanfaat bagi pemerintah yang anggarannya terbatas,”sebutnya.(yose)

 
Top